Dr. Zaim ElMubarok, S.Ag, M.Ag
Pernahkah anda membaca dalam
riwayat akan Umar bin Khatab menangis? Umar bin Khatab terkenal gagah perkasa
sehingga disegani lawan maupun kawan. Bahkan konon, dalam satu riwayat, Nabi
menyebutkan kalau Syeitan pun amat segan dengan Umar sehingga kalau Umar lewat
di suatu jalan, maka Syeitan pun menghindar lewat jalan yang lain. Terlepas
dari kebenaran riwayat terakhir ini, yang jelas keperkasaan Umar sudah menjadi
buah bibir di kalangan umat Islam. Karena itu kalau Umar sampai menangis
tentulah itu menjadi peristiwa yang menakjubkan.
Mengapa "singa padang pasir" ini sampai menangis?
Umar pernah meminta izin menemui rasulullah. Ia mendapatkan beliau sedang
berbaring di atas tikar yang sangat kasar. Sebagian tubuh beliau berada di atas
tanah. Beliau hanya berbantal pelepah kurma yang keras. Aku ucapkan salam
kepadanya dan duduk di dekatnya. Aku tidak sanggup menahan tangisku.
Rasul yang mulia bertanya, "mengapa engkau menangis ya Umar?" Umar
menjawab, "bagaimana aku tidak menangis. Tikar ini telah menimbulkan bekas
pada tubuh engkau, padahal Engkau ini Nabi Allah dan kekasih-Nya. Kekayaanmu
hanya yang aku lihat sekarang ini. Sedangkan Kisra dan kaisar duduk di
singgasana emas dan berbantalkan sutera".
Nabi berkata, "mereka telah
menyegerakan kesenangannya sekarang juga; sebuah kesenangan yang akan cepat
berakhir. Kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir.
Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang yang bepergian pada musim
panas. Ia berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian berangkat dan
meninggalkannya."
Indah nian perumpamaan Nabi akan
hubungan beliau dengan dunia ini. Dunia ini hanyalah tempat pemberhentian
sementara; hanyalah tempat berteduh sejenak, untuk kemudian kita meneruskan
perjalanan yang sesungguhnya.
Ketika anda pergi ke Belanda,
biasanya pesawat akan transit di Singapura. Atau anda pulang dari Saudi Arabia,
biasanya pesawat anda mampir sejenak di Abu Dhabi. Anggap saja tempat transit
itu, Singapura dan Abu Dhabi, merupakan dunia ini. Apakah ketika transit anda
akan habiskan segala perbekalan anda? Apakah anda akan selamanya tinggal di
tempat transit itu?
Ketika anda sibuk shopping
ternyata pesawat telah memanggil anda untuk segera meneruskan perjalanan anda.
Ketika anda sedang terlena dan sibuk dengan dunia ini, tiba-tiba Allah
memanggil anda pulang kembali ke sisi-Nya. Perbekalan anda sudah habis, tangan
anda penuh dengan bungkusan dosa anda, lalu apa yang akan anda bawa nanti di
padang Mahsyar.
Sisakan kesenangan anda di dunia
ini untuk bekal anda di akherat. Dalam tujuh hari seminggu, mengapa tak anda
tahan segala nafsu, rasa lapar dan rasa haus paling tidak dua hari dalam
seminggu. Lakukan ibadah puasa senin-kamis. Dalam dua puluh empat jam sehari,
mengapa tak anda sisakan waktu barang satu-dua jam untuk sholat dan membaca
al-Qur'an. Delapan jam waktu tidur kita....mengapa tak kita buang 15 menit saja
untuk sholat tahajud.
"Celupkan tanganmu ke dalam
lautan," saran Nabi ketika ada sahabat yang bertanya tentang perbedaan
dunia dan akherat, "air yang ada di jarimu itulah dunia, sedangkan sisanya
adalah akherat"
Bersiaplah, untuk menyelam di
"lautan akherat". Siapa tahu Allah sebentar lagi akan memanggil
kita,dan bila saat panggilan itu tiba, jangankan untuk beribadah, menangis pun
kita tak akan punya waktu lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar