Oleh Dr. Zaim Elmubarok, S.Ag, M.Ag
Selepas shalat jama'ah, saya
ditegur oleh seorang rekan, "Mengapa tubuh anda bergoyang lebih dari tiga
kali?". Saya tersenyum dan mengucapkan terima kasih sambil tak lupa
mengatakan bahwa goyangan itu diluar kesadaran saya. Seringkali usaha mencoba
konsentrasi dalam shalat mengakibatkan tubuh saya bergoyang tanpa saya sadari.
Teman saya terlihat puas dengan jawaban saya.
Di lain waktu selepas shalat
jama'ah teman saya tersebut menegur jama'ah yang lain. Ia bertanya,
"Kenapa ruku' anda tidak sempurna?" Jama'ah tersebut jadi gelagapan
dibuatnya.
Saya jadi mulai berpikir, inikah
kerjaan rekan saya tersebut....sibuk mengamati gerakan shalat di kanan-kirinya.
Saya khawatir sepanjang shalat ia habiskan untuk mengamati gerakan shalat orang
lain dan bersiap untuk menegurnya selepas salam nanti.
Dalam sebuah hadis Qudsi
disebutkan bahwa bila hamba Allah diberikan hikmah oleh Allah maka yang pertama
kali ditampakkan-Nya adalah kesalahan hamba itu sendiri sehingga hamba itu tak
sibuk memikirkan kesalahan orang lain.
Mungkin teman saya itu kelewat
semangat sehingga ia sibuk memikirkan kesalahan orang lain daripada memikirkan
kesalahan diri sendiri. Maksudnya baik namun sementara orang lain mendapat
manfaat dari teguran itu, ia sendiri kehilangan kekhusyu'an ketika shalat.
Ibarat lilin yang ingin menerangi kegelapan, lambat laun lilin itu habis
terbakar sendiri.
Dalam Surat an-Najm ayat 32
Allah berfirman:
"Dan Dia lebih mengetahui (tentang
keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin
dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang
paling mengetahui tentang orang yang bertakwa."
Jika hanya Allah yang tahu
tentang kadar ketakwaan kita, maka mengapa kita harus terlalu semangat
memikirkan kesalahan orang lain. Dakwah itu penting, tetapi yang harus
dihindari disaat berdakwah adalah merasa dirinya paling benar, paling suci dan
paling takwa, juga hanya sibuk memikirkan kesalahan orang lain tanpa peduli
pada kesalahan dan kekurangannya sendiri. Saya berharap kita semua (termasuk
teman saya di atas) tidak termasuk golongan terakhir ini, insya Allah!
Al-Haq min Allah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar